Pengertian singkat Aufklärung atau masa pencerahan Eropa
Istilah Aufklärung
berasal dari Bahasa Jerman yang berarti “pencerahan”, yang dalam Bahasa Inggris
dikenal dengan enlightenment. Peristiwa ini terjadi pada 1695-1815. Di masa ini
manusia optimis dengan kemampuannya untuk menciptakan kemajuan yang dapat
memberikan cahaya baru, dalam hal ini adalah kemajuan ilmu pengetahuan.
Kemudian banyak muncul pikiran-pikiran filosofis dari Eropa.
Meski sama-sama disebut pencerahan,
ternyata Renaissance dan Aufklärung berbeda, Squad. Di Masa Renaissance,
kesadaran akan kemampuan akal manusia sudah berkembang, tetapi hal tersebut
hanya menghasilkan kemajuan di bidang humaniora, filsafat, politik, seni,
sastra serta hukum. Perubahan dalam bidang ekonomi belum mampu dikembangkan
demi kesejahteraan manusia.
Melalui slogan
Aufklärung, “Sapere Aude!” yang berarti “Beranilah Berpikir Sendiri”, Immanuel
Kant, filsuf asal Jerman mengajak orang-orang untuk semakin berani dan bebas menggunakan
akalnya. Menurut Kant, manusia masih belum yakin akan kemampuan akalnya untuk
menciptakan kemajuan dan kebahagiaan di dunia. Jika manusia belum mampu
melakukan hal tersebut, itu berarti tanda bahwa manusia tersebut belum dewasa.
Di satu sisi, tentunya
gerakan ini tampak bagus karena membawa kemajuan. Meski begitu, semakin
tingginya keyakinan manusia terhadap kemampuannya sendiri mengakibatkan banyak
orang berpendapat bahwa peran Tuhan dalam kehidupan berhenti setelah proses
penciptaan alam semesta dan segala isinya selesai. Pandangan tersebut nantinya
dikenal dengan istilah deisme.
TOKOH-TOKOH
DIBALIK Aufklärung
a) Francis Bacon
Francis Bacon merupakan
tokoh awal dalam Masa Aufklärung di Inggris. Menurut Bacon, manusia harus
berusaha sendiri untuk memecahkan masalah-masalah hidupnya dan tidak terus
menerus menggantungkan diri pada Tuhan. Caranya adalah melalui penguasaan
terhadap ilmu pengetahuan. Gagasannya yang terkenal adalah “knowledge is
power”. Artinya, ilmu pengetahuan merupakan jalan yang dapat dipergunakan untuk
kemajuan kehidupan manusia.
b) John Locke
John Locke dianggap
sebagai “Bapak Liberalisme”. Pemikirannya tercermin dalam karyanya Two Treatise
on Government (1689), yang menjelaskan bahwa hidup manusia diatur oleh hukum
kodrat dan tiap individu memiliki hak-hak yang tak boleh dirampas darinya
(unalienable rights). Locke juga membahas tentang pemerintahan suatu negara
harus dibatasi oleh hukum-hukum tertentu agar pemerintah tidak merampas hak-hak
individu. Jadi, keberadaan negara berfungsi untuk menjamin keamanan seluruh
masyarakatnya.
c) Isaac Newton
Dirinya terkenal karena
penjabaran hukum gravitasi. Newton berhasil menunjukkan bahwa gerak benda di
bumi dan benda luar angkasa lainnya diatur oleh sekumpulan hukum alam yang sama.
Karyanya yang terbesar dan paling berpengaruh milikinya adalah Phillosophie
Naturalis Principia Mathematica (1687). Pemikirannya tentang fisika ini
ternyata membawa wajah baru dalam ilmu pengetahuan, sehingga dirinya merupakan
tokoh yang berpengaruh di masa ini.
b) Voltaire
Voltaire merupakan
penulis dan filsuf Perancis yang dikenal lewat tulisan filsafatnya yang tajam,
dukungannya terhadap hak-hak manusia, kebebasan sipil, kebebasan beragama
hingga hak mendapatkan pengadilan yang layak. Voltaire adalah pendukung utama
terhadap reformasi sosial. Reformasi sosial diperlukan oleh Perancis untuk
memperbaiki kehidupan rakyat dan menghilangkan tindakan sewenang-wenang yang
dilakukan kalangan gereja atau bangsawan terhadap rakyat biasa.
Banyak hal penting yang
terjadi di dunia karena faktor masa Aufklärung ini. Berbagai wilayah di dunia,
mulai dari masyarakat hingga kehidupannya pun banyak yang terpengaruh oleh
adanya masa Aufklärung.
Pengaruh
Aufklärung terhadap dunia:
- Berubahnya pola pikir manusia
- Tersebar luas ilmu pengetahuan
- Banyak tokoh pelopor aliran yang menyuarakan
pendapat
- Perjumpaan akal budi dengan pengalaman
manusia(empiri) kemudian menghasilkan science yang maju.
Pengaruh Aufklarung di
Eropa menyebabkan terjadinya “Politik Etis”, sebuah kebijakan yang diterapkan
oleh pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia. Politik Etis ini akan
melahirkan generasi yang siap mengisi pos-pos industry Belanda di Indonesia.
Hal ini dilakukan semata-mata keuntungan, dimana Belanda dapat mempekerjakan
tenaga terdidik dan murah dalam pembayaran. Politik Etis ini terdiri dari
Edukasi,Irigasi, dan Emigrasi.
Pengaruh
Aufklarung di Indonesia:
Pengaruh Aufklarung di
Eropa menyebabkan terjadinya “Politik Etis”, sebuah kebijakan yang diterapkan
oleh pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia. Kebijakan inilah yang kemudian
menyebabkan terjadinya perubahan dan perkembangan pendidikan di Indonesia.
Pemerintah Belanda tidak menyadari bahwa sebenarnya politik etis ini dapat
menjadi ancaman karena saat kebijakan ini diterapkan para pejuang pendidikan di
Indonesia dengan cepat meresepon hingga akhirnya muncul generasi terdidik dan
melahirkan pergerakan nasional melawan penjajahan
Komentar
Posting Komentar